Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar bahawa seseorang yang suka dan mudah marah-marah akan lebih cepat terkana tekanan darah tinggi.
Namun benarkah demikian ?. Ini fakta atau sekedar mitos belaka? untuk menjawabnya berikut ulasannya untuk Anda.
Menurut Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Ario Soeryo Kuncoro, anggapan bahwa seorang yang suka marah-marah dapat membuat darah tinggi ternyata hanyalah mitos belaka.
Pasalnya, kemarahan yang dialami oleh seseorang ini tidak berhubungan dengan penyakit tekanan darah tinggi.
“Itu cuma mitos. Orang stres pun tekanan darahnya tinggi. Nggak semua orang yang suka marah-marah itu hipertensi,” jelas Ario.
Meski demikian, Aryo menjelaskan, tekanan darah seseorang memang akan meningkat ketika seseorang tersebut dalam kondisi marah. Hal ini juga terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas berintensitas tinggi.
Tapi, meningkatnya tekanan darah ini bukan berarti orang tersebut lantas di cap menderita penyakit hipertensi atau darah tinggi.
“Kalau aktivitas tinggi dan marah, tekanan darah naik tapi bukan hipertensi. Ada juga yang kalem dan santai tapi hipertensi,” ujar Aryo menambahkan.
Lebih lanjut Aryo menjelaskan jika seseorang yang sering marah tidak bisa dikatakan secara gamblang bahwa orang tersebut mengidap hipertensi.
Seseorang akan didiagnosa mengidap penyakit hipertensi apabila tekanan darahnya tinggi secara terus menerus.
Hal senada juga diungkapkan oleh Spesialis Saraf, Amanda Tiksnadi, “Nggak bisa dibilang secara gamblang bahwa itu hipertensi, karena peningkatan tekanan darah secara sesaat. Hipertensi itu menetap, bukan tekanan darah fluktuatif,” jelas Amanda.
Meningkatnya tekanan darah seseorang bisa terjadi tidak hanya terjadi pada saat sedang marah, stres dan beraktivitas dengan intensitas tinggi saja.
Tekanan darah dapat meningkat dan dapat terjadi ketika seseorang menahan air seni, demam, sakit kepala serta setelah minum kopi.
Jadi, anggapan bahwa seorang pemarah dikatakan membuat darah tinggi anggapan ini tidaklah benar. Terjadi peningkatan tekanan darah memang benar, akan tetapi bukan berkaitan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Meski demikian, marah-marah tetap saja berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Orang mudah marah, mudah emosi biasanya cenderung lebih beresiko mengalami stress.
Kerana itu, sebaiknya kontrol emosi Anda dan hadapi semua persoalan dan permasalahn dengan tenang dan kepala dingin.